Melangkah,
melangkahlah. Karna esok adalah misteri yang masih terbungkus rapat oleh waktu.
Selalu berjalan, menatap sesuatu yang buram. Merenungi sebuah tanda tanya.
Kemana? Kemana tempat berikutnya akan ku jejaki. Aku adalah pengembara, mengembara
keseluruh penjuru dunia. Memandang luasnya bumi, berputar dengan porosnya. Belumkah
engkau mengenalku?
Lihat, aku
sedang bersiap utuk hari esok. Kemana langkah berikut adalah mau jejakku. Asal
damai tetap ada, perjalanan ini tak akan berhenti. Aku, seorang pencari,
mencari ruang untuk berarti. Tinggalkan ego, kenyamanan dan kepura-puraan
durjana.
Perjalanan
ini tak akan berujung, selama jiwa belum terpisah dari raga. Apakah namanya
itu? Entahlah. Karna segala mahluk pun mengalaminya. Sudah ku lalui jalan
setapak ini dalam malam, dibawah bulan terang yang menyinari langkahku. Sejenak
kucuri waktu lelahku tuk menengadah kelangit dan bintang yang bertabur dengan
semarak sejenak menghibur.
Mereka
mengajakku bercanda dan memberi damai seolah serupa denganku. Lalu kusadari
bahwa Ia sanggup memakai apapun untuk menghibur. Dan kunikmati setiap
perjalanan sebagai sebuah pembelajaran untuk rela memberi, rela berkorban, rela
menjadi bukan apa-apa, rela diasingkan dan rela dibenci.
Seperti
malam bergantian dengan terang, demikian keyakinan bahwa akan ada hari esok
yang lebih baik. Akan ada pertemuan dengan orang-orang yang baik, perduli,
sederhana, cerdas, produktif, mengasihi dan murah hati dan akan ada pertemuan
dengan mereka yang jahat, sombong, angkuh, penipu, bodoh, bebal dan kasar.
Namun keduanya akan tetap sama-sama menghadapi perpisahan yang entah kapan.
Didalam
peristirahatanlah perenungan menentukan langkah esok. Perilaku sepanjang hari,
menjadi refleksi untuk tak mengulangi kesalahan dan mempertahankan kebaikan. Perjalanan
ini terangkai menjadi seperti sebuah cerita. Bersiap menghadapi klimaks dan
mencapai resolusi hingga garis finish.
“Forward, always forward I go. I am but a
traveller, been most everywhere, ask me what you want to know”. Dan aku sudah lama mengarungi tempat ini.
Lepaskan aku untuk melanjutkan perjalanan berikutnya. Lihat, aku tetap sendiri,
sendiri mengarungi impian besar itu. Ketika kusinggahi tempat ini, sekian lama
sudah belum kutemukan. Ahhhh, bukan, bukan itu inti perjalanan ini. Ia pun
silih berganti, tumbuh dan layu. Mungkin takdir untuk bertemu dengan jiwa yang
sama hanya masalah waktu.
Just “keep a little prayer in your pocket. Have a
faith little one, till your hopes and your wishes come true”. Akhirnya
setiap orang akan menjalani, sekalipun tak menyadari bahwa hukum “tabur tuai”
tetap berlaku. Takdir akan memilih, impian akan nyata, perjalanan akan
berakhir, merubah hidup menjadi lebih berguna. Setiap perjalanan memiliki
kesannya sendiri-sendiri,kadang rintangan dan kadang berkat. Hanya saja
ingatlah merenung, bersyukur dan berdoa.
“When they’re shining on my life, I can see a
better day”. I’ld be
everywhere. Facing the giant, visit all over the world and find the blissfulness,
soul in unity, satisfaction and tomorrow will be a better day. The light is a
guidance on my way, the star is a joker on my way, the pray is the door of my
final goal, the faith is a power and they are, my friends, all man (near and
far) who have been come and went from my side are a symphony and like an
intonation of song. For those of you who have been kind and symphaty with/felt for me are all of a blessing upon me.
“Forward, always forward. Onward, always
up......” cos I’m a
traveller.
I am but a traveller, been most everywhere
I am but a traveller, been most everywhere
ask me what you want to
know
What a journey
it has been
And the end is
not in sight
But the stars
are out tonight
And they’re
bound to guide my way
When they’re
shining on my life
I can see a
better day
I won’t let the
darkness in
What a journey
it has been
I have been to sorrow
I have been to
bliss
Where I’ll be
tomorrow
I can only guess
Through the
darkest desert
Through the
deepest snow
Forward, always
forward I go
(Lea Salonga_The
Journey)
0 comments:
Post a Comment