sumber: wordpress.com |
Tak sedikit dari perempuan yang telah dan akan sukses mengukir sejarah. Sebagian dari mereka ada di sekeliling ita, hanya saja kita kerap menutup mata. Dengan itu, saya mencoba untuk menuang kisah-kisah perempuan tangguh yang saya temui dan hidup di sekitar saya dalam bentuk cerita. Berharap kisah-kisah ini jadi inspirasi bagi banyak orang.
Sama dengan
kisah-kisah di ORION (mozaik-mozaik hidup inspiratif pertama saya), bagian ini tetap
akan dituturkan dengan apa adanya. Semoga dengan itu para pembaca mudah
mencerna isinya.
***
Gadis di Balik Pintu
Sebuah
kamar kecil yang terpisah sendiri dan berada di sudut dekat dengan dapur, tepat
di depan kamar kontrakan saya sudah terisi sekitar satu bulan, setelah sekian
lama kosong. Penghuninya kini adalah orang
yang saya sudah kenal sebelumnya.
Namun semenjak
terisi oleh perempuan berusia 30-an tahun yang akrab dipanggil Bella itu, saya kerap
kali mendengar lantunan lagu-lagu rohani yang sengaja di putar entah sembari mengiringi
sembahyangnya.
Sebagai sesama
suku Batak, saya yang lebih muda kerap memanggilnya kakak. Panggilan lazim dan
sopan yang diajarkan berdasarkan adat istiadat. Komunikasi saya dan kak Bella
terbilang singkat, paling di malam hari selepas pulang kantor.
Pernah
disuatu kali, sepulang kantor, saya memutuskan berkunjung ke kamarnya meskipun banyak
hal yang seharusnya bisa dikerjakan selain ngobrol malam itu. Tapi entah, malam
itu rasanya beda. Saya dan kak Bella ngobrol seru hingga waktu tak terasa sudah
lewat tengah malam.
Di balik raut
wajah perempuan berperangai ceria itu, saya melihat ada satu persoalan besar. Pelan-pelan
saya pahami, bahwa di usianya yang sudah terbilang tak lagi muda, ia sedang
menanti mujizat terjadi. Sebuah harapan yang terus menerus dilafalkannya dalam aktifitas
sembahyangnya. Pekerjaan dan masa depannya belum pasti, namun ia tetap yakin masih
ada jalan. Malam itu, kami berbagi. Malam itu, ia yang seharusnya mendapatkan dukungan,
justru mendorong saya untuk tidak menyia-nyiakan masa muda. Untuk tidak menyesali
hidup di masa mendatang.
Beberapa minggu
setelahnya, kondisinya masih belum berubah, ia masih terus mendekap dalam ruang
kecil itu sepanjang hari. Mempersiapkan lamaran ke sana ke mari, kemudian menunggu
tanpa waktu yang pasti. Coba-coba peruntungan dengan ikut beragam lomba ini dan
itu. Terima orderan editan foto ini itu. Ya, mungkin dengan itu waktu
sehariannya bisa terlewati tanpa terasa. Mungkin pikirku.
Dan hari
itu, ketika saya merasa kurang fit melakukan aktifitas seperti biasa, saya memutuskan
untuk istirahat sepanjang hari. Seperti biasanya, masih terdengar lantunan lagu
samar-samar dari kamar sebelah. “Kak Bella nggak kemana-mana,” pikir saya.
“Nggak enak
badan ya?” tanyanya saat saya tampak keluar kamar.
“Iya kak,
pusing nih kepala,” ujar saya.
Tak lama setelahnya,
saat rumah terasa sunyi, saat saya terbangun dari tidur, terdengar jelas tangisan
itu, tangisan yang telah berkali-kali saya dengar. Di balik pintu itu, ada seorang
perempuan yang kerap berbincang dengan Tuhan lewat linangan air mata. Tahukah
kamu apa permintaannya? PEKERJAAN, yang mungkin bagi banyak orang termasuk
saya, seringnya tak mensyukuri pekerjaan yang kita miliki hari ini.
Dua tahun
sudah, dengan pekerjaan sambilan Tuhan masih terus memeliharanya. Berkali-kali ia
kerap berucap, “Anugerah yang memampukan saya untuk terus bertahan hingga saat
ini”. Proses memang sakit bukan? Lalu apakah doa-doa yang tak terjawab, usaha
yang seakan sia-sia, kemampuan yang terbatas, perasaan diabaikan membuat kita menyerah
dengan hidup? Saya percaya dan yakin, air mata itu akan dibayar impas!!
***
0 comments:
Post a Comment