image1 image2 image3

HELLO I'M JOHN DOE|WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|I LOVE TO DO CREATIVE THINGS|I'M PROFESSIONAL WEB DEVELOPER

#2 CINTA, KEHILANGAN & KEPAHITAN



abduzeedo.com

Hari itu, seperti biasanya dalam ibadah Jumat awal bulannya wanita berusia 60-an tahun itu kembali diundang membawakan renungan yang digelar di Studio 1 di tempat saya bekerja. Ia tampak sudah kelihatan lebih fresh setelah hampir dua bulan semenjak kepergian suami yang dikasihinya.

Saya selalu menyambutnya dengan gembira setiap kali membawakan renungan. Saya menyukai dan menghormatinya bukan karena dia lebih tua atau dia adalah salah satu petinggi di tempat saya bekerja, namun lebih dari itu; ia adalah wanita yang berkharisma dan punya gaya obrolan yang saya inginkan – cerdas, realistis dan tidak kaku.

Dalam selingan renungannya, ia menyelipkan cerita kepahitan yang masih tersisa sejak serangan jantung tiba-tiba yang telah merenggut nyawa suaminya. Ada kekecewaan di dalam hatinya saat tak satu pun rekan-rekan yang bekerja di bidang medis  terdekat yang ia kenal atau bahkan adik ipar yang bekerja sebagai dokter hadir pada saat-saat genting ketika sang suami benar-benar butuh pertolongan. Ia merasa kecewa dengan banyak orang, terlebih pada dirinya sendiri yang justru tak mampu menolong laki-laki yang ia kasihi itu saat menjerit dan memohon pertolongan. “He needed me the most when I wasn’t there,” ucapnya sembari menitikkan air mata.

Ucapan dan air mata itu menjadikan ruangan tampak hening, mengundang haru dan linang air mata bagi setiap kami yang mendengarnya. Ia begitu kehilangan. Ia begitu kecewa. Dan masih terus merasakan hampanya rumah semenjak kehilangan sosok sang suami, Antoni. Rasa pilu itu kembali ketika mengenang bekas lantai dimana Antoni tergeletak dan merintih kesakitan. Ia mengingat jelas saat peristiwa dimana ia sedang tak berada di rumah, dan tubuh Antoni didapatinya tergeletak kaku dan dingin. Namun ada senyuman di sana, laki-laki yang ia cintai itu sudah kembali ke pelukan Bapa dengan senyuman.

Hal itu menyadarkannya bahwa itu adalah waktu Tuhan. Ia berusaha menerima bahwa Tuhan telah memanggilnya dengan sebuah kedamaian penuh. Antoni sudah kembali ke pangkuan Bapa dengan kebahagiaan.  Blessed are the dead who die in the Lord from now on. They will rest from their labor, for their deeds will follow them. Dan setiap perkataan kecewa dan air mata lalu diganti dengan perasaan ikhlas.

Masih banyak bagian cerita hidupnya yang saya belum ketahui, namun satu bagian ini adalah bagian dimana setiap orang tentu pernah mengalaminya. Begitu banyak orang disekitar kita, saudara terdekat sekalipun yang justru mengecewakan kita. Membuat kita geram dan marah ketika tiada satu pun yang mampu menolong disaat kita membutuhkan. Atau saat kecewa timbul dalam diri ketika menanggap diri gagal melakukan hal terbaik untuk seseorang yang paling kita kasihi.

Namun percayakah kita, bahwa kehilangan justru membawa sukacita penuh?  There is a blessing in disguise. Kehilangan dan kepahitan berbuah suka cita dan kekuatan yang lebih besar. Dalam renungannya, ia kembali mengatakan bahwa ia sudah mampu mengampuni mereka yang seharusnya ada dan mampu menyelamatkan sang suami. Ia mengucapkan syukur, karena ia menyadari bahwa teduh tenangnya kepergian Antoni tak seharusnya meninggalkan kepahitan terhadap orang lain, melainkan pengertian baru tentang makna kematian kekal sebagai bagian dari misteri kehidupan yang dirancang Sang Khalik. “I met God in the valley of death,” ucapnya.


Share this:

CONVERSATION

0 comments: