ketika hati benar-benar patah
hiburan sekonyol dan selucu apapun tak akan
mampu menggelitiknya
tak ada yang bisa menggantikan isak menjadi sorak
‘HA HA HA’
semua tentang gundah, tentang kepedihan
dan kadang kala menutupinya dengan senyum
simpul
demi perasaan yang lain
seperti burung dengan sayap-sayap patahnya
remuk dan hanya bisa terkapar tak berdaya
tak ada lagi keindahan yang di lihat dari atas
sana
tak ada lagi kicau dan nyanyian
segalanya hanya tentang ratapan
hati yang patah melumpuhkan rasa
air mata mengering membengkakan kelopak mata
meronta menantang Tuhan menjawab tanya
apakah Tuhan mendengar?
“sudah..sudah. saatnya menyerah!” kata hati
0 comments:
Post a Comment