Source: bohomofo.com |
Henry
James mengibaratkan pengalaman sebagai semacam jaring laba-laba raksasa yang
tergantung-gantung di alam sadar kita. Jaring-jaring itu tak hanya mampu
memerangkap apa yang perlu, melainkan juga setiap partikel di udara.
Sering
kali yang kita sebut “pengalaman” sesungguhnya hanyalah kekalahan-kekalahan
yang pernah kita alami. Dengan demikian, kita memandang ke depan dengan
perasaan takut orang yang telah membuat banyak kesalahan dalam hidupnya, dan
kita tak punya cukup keberanian untuk mengambil langkah berikutnya.
Pada
saat-saat demikian, hendaknya kita mengingat-ingat ucapan Lord Salisbury:
“Kalau
Anda percaya para dokter, maka tidak ada yang sehat; kalau Anda percaya
para ahli teologi, maka tidak ada yang tidak bersalah; kalau Anda percaya para
tentara, maka tidak ada yang aman”.
Orang
perlu menerima gelora-geloranya yang kuat, dan tidak kehilangan semangatnya untuk
menaklukkan. Itu bagian dari hidup, dan membawa suka cita pada mereka yang ikut
berpartisipasi di dalamnya. Ksatria cahaya tidak pernah melupakan hal-hal yang akan
langgeng, tidak pula dia melupakan ikatan-ikatan yang telah dikukuhkan oleh
waktu. Dia tahu cara membedakan yang sementara dari yang kekal, namun telah
banyak pengetahuannya, dia biarkan dirinya dikuasai rasa putus asa; dari satu
saat ke saat berikutnya, keyakinannya tak seperti biasanya, banyak peristiwa berlangsung
tidak sesuai yang diimpikannya; tragedi-tragedi terjadi dalam cara-cara yang sungguh
tidak layak dan tak disangka-sangka, dan dia mulai percaya dan menghadiri kebaktian,
namun dia tak bisa menipu dirinya sendiri; hatinya tidak merespons seperti dulu
lagi, dan kata-kata itu seolah tak berarti.
Pada
saat-saat demikian, hanya satu jalan yang bisa ditempuhnya, yakni pantang
mundur. Terus berdoa, entah karena kewajiban ataupun rasa takut, atau karena alasan
lainnya, yang penting teruslah berdoa. Teruskan saja, walau semua kelihatannya
percuma.
Malaikat
yang bertugas menerima doa Anda, sekali-kali bertanggung jawab atas suka cita iman,
telah pergi sejenak. Tetapi dia akan segera kembali, dan dia hanya bisa
menemukan Anda kalau dia mendengar doa atau permintaan yang terucap dari mulut
Anda.
Menurut
legenda, setelah lelah berdoa sepagian di biara Piedra, sang calon biarawan
bertanya kepada kepala biara, apakah doa-doa bisa membuat Tuhan lebih dekat kepada
manusia.
“Akan
kujawab dengan pertanyaan juga,” sahut sang kepala biara.
“Apakah
semua doa yang kau panjatkan bisa membuat matahari terbit besok?”
“Tentu
saja tidak! Matahari terbit karena mematuhi hukum semesta”.
“Nah,
itulah jawaban atas pertanyaanmu. Tuhan dekat dengan kita, seberapa jarang pun
kita berdoa”.
Calon biarawan itu sangat terkejut.
Calon biarawan itu sangat terkejut.
“Maksud
Bapa, doa-doa kita tidak ada gunanya?”.
“Bukan
begitu. Kalau kau tidak bangun cukup pagi, kau tidak akan bisa melihat matahari
terbit. Dan meskipun Tuhan selalu dekat dengan kita, kalau kau tidak bedoa,
bagaimana kau bisa merasakan kehadiran-Nya?”.
Amati
dan berdoa: Itulah seharusnya semboyan, ksatria cahaya. Kalau hanya mengamati, dia
akan mulai menampak momok-momok yang sebenarnya tidak ada. Kalau hanya berdoa, dia
tidak akan sempat menuntaskan pekerjaan yang amat sangat dibutuhkan dunia. Menurut
sebuah legenda lainnya, kali ini dari Verba
Sonorium, kepala biara pernah berkata bahwa Bapa John begitu khusyuk berdoa
sehingga tidak perlu menguatirkan apa-apa lagi – seluruh nafsu-nafsunya telah ditaklukkan.
Ucapan
Kepala Biara sampai di telinga salah satu orang bijak di Biara Sceta. Maka dipanggilnya
para calon biarawan setelah makan malam.
“Kalian
mungkin sudah mendengar bahwa konon Bapa John tak punya godaan lagi untuk
ditaklukkan,” ujarnya.
“Tetapi
tanpa perjuangan, jiwa kita menjadi lemah. Marilah kita minta kepada Tuhan
supaya mengirimkan godaan besar kepada Bapa John, dan kalau dia berhasil menaklukkannya,
marilah kita minta kepada Tuhan untuk mengirimkan godaan lainnya, dan lainnya
lagi. Dan kalau dia sudah kembali berjuang melawan godaan-godaan itu, marilah
kita doakan supaya dia tidak pernah berkata: Ya Tuhan, tolong usir iblis ini
dariku. Marilah kita doakan supaya dia berkata: Ya Tuhan, beri aku kekuatan untuk
menghadapi iblis ini”.
**Paulo
Coelho – Seperti Sungai yang Mengalir**
0 comments:
Post a Comment