image1 image2 image3

HELLO I'M JOHN DOE|WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|I LOVE TO DO CREATIVE THINGS|I'M PROFESSIONAL WEB DEVELOPER

SANG KSATRIA DAN IMANNYA


Source: bohomofo.com
Henry James mengibaratkan pengalaman sebagai semacam jaring laba-laba raksasa yang tergantung-gantung di alam sadar kita. Jaring-jaring itu tak hanya mampu memerangkap apa yang perlu, melainkan juga setiap partikel di udara. 

Sering kali yang kita sebut “pengalaman” sesungguhnya hanyalah kekalahan-kekalahan yang pernah kita alami. Dengan demikian, kita memandang ke depan dengan perasaan takut orang yang telah membuat banyak kesalahan dalam hidupnya, dan kita tak punya cukup keberanian untuk mengambil langkah berikutnya.

Pada saat-saat demikian, hendaknya kita mengingat-ingat ucapan Lord Salisbury:
“Kalau Anda percaya para dokter, maka tidak ada yang sehat; kalau Anda percaya para ahli teologi, maka tidak ada yang tidak bersalah; kalau Anda percaya para tentara, maka tidak ada yang aman”. 

Orang perlu menerima gelora-geloranya yang kuat, dan tidak kehilangan semangatnya untuk menaklukkan. Itu bagian dari hidup, dan membawa suka cita pada mereka yang ikut berpartisipasi di dalamnya. Ksatria cahaya tidak pernah melupakan hal-hal yang akan langgeng, tidak pula dia melupakan ikatan-ikatan yang telah dikukuhkan oleh waktu. Dia tahu cara membedakan yang sementara dari yang kekal, namun telah banyak pengetahuannya, dia biarkan dirinya dikuasai rasa putus asa; dari satu saat ke saat berikutnya, keyakinannya tak seperti biasanya, banyak peristiwa berlangsung tidak sesuai yang diimpikannya; tragedi-tragedi terjadi dalam cara-cara yang sungguh tidak layak dan tak disangka-sangka, dan dia mulai percaya dan menghadiri kebaktian, namun dia tak bisa menipu dirinya sendiri; hatinya tidak merespons seperti dulu lagi, dan kata-kata itu seolah tak berarti.

Pada saat-saat demikian, hanya satu jalan yang bisa ditempuhnya, yakni pantang mundur. Terus berdoa, entah karena kewajiban ataupun rasa takut, atau karena alasan lainnya, yang penting teruslah berdoa. Teruskan saja, walau semua kelihatannya percuma. 

Malaikat yang bertugas menerima doa Anda, sekali-kali bertanggung jawab atas suka cita iman, telah pergi sejenak. Tetapi dia akan segera kembali, dan dia hanya bisa menemukan Anda kalau dia mendengar doa atau permintaan yang terucap dari mulut Anda.

Menurut legenda, setelah lelah berdoa sepagian di biara Piedra, sang calon biarawan bertanya kepada kepala biara, apakah doa-doa bisa membuat Tuhan lebih dekat kepada manusia. 

“Akan kujawab dengan pertanyaan juga,” sahut sang kepala biara.
“Apakah semua doa yang kau panjatkan bisa membuat matahari terbit besok?”
“Tentu saja tidak! Matahari terbit karena mematuhi hukum semesta”.
“Nah, itulah jawaban atas pertanyaanmu. Tuhan dekat dengan kita, seberapa jarang pun kita berdoa”.

Calon biarawan itu sangat terkejut.
“Maksud Bapa, doa-doa kita tidak ada gunanya?”.
“Bukan begitu. Kalau kau tidak bangun cukup pagi, kau tidak akan bisa melihat matahari terbit. Dan meskipun Tuhan selalu dekat dengan kita, kalau kau tidak bedoa, bagaimana kau bisa merasakan kehadiran-Nya?”. 

Amati dan berdoa: Itulah seharusnya semboyan, ksatria cahaya. Kalau hanya mengamati, dia akan mulai menampak momok-momok yang sebenarnya tidak ada. Kalau hanya berdoa, dia tidak akan sempat menuntaskan pekerjaan yang amat sangat dibutuhkan dunia. Menurut sebuah legenda lainnya, kali ini dari Verba Sonorium, kepala biara pernah berkata bahwa Bapa John begitu khusyuk berdoa sehingga tidak perlu menguatirkan apa-apa lagi – seluruh nafsu-nafsunya telah ditaklukkan.

Ucapan Kepala Biara sampai di telinga salah satu orang bijak di Biara Sceta. Maka dipanggilnya para calon biarawan setelah makan malam.
“Kalian mungkin sudah mendengar bahwa konon Bapa John tak punya godaan lagi untuk ditaklukkan,” ujarnya.
“Tetapi tanpa perjuangan, jiwa kita menjadi lemah. Marilah kita minta kepada Tuhan supaya mengirimkan godaan besar kepada Bapa John, dan kalau dia berhasil menaklukkannya, marilah kita minta kepada Tuhan untuk mengirimkan godaan lainnya, dan lainnya lagi. Dan kalau dia sudah kembali berjuang melawan godaan-godaan itu, marilah kita doakan supaya dia tidak pernah berkata: Ya Tuhan, tolong usir iblis ini dariku. Marilah kita doakan supaya dia berkata: Ya Tuhan, beri aku kekuatan untuk menghadapi iblis ini”. 

**Paulo Coelho – Seperti Sungai yang Mengalir**

Share this:

CONVERSATION

0 comments: