**Inspirasi Kegagalan Para Penjelajah Dunia**
Kegagalan
adalah momok yang kerap menghantui setiap upaya penjelajahan. Sesuatu yang
senantiasa dihindari, selalu ditakuti, tetapi mustahil diabaikan. Namun, tanpa
sengatan kegagalan yang mendorong kita untuk merenung dan berpikir ulang,
kemajuan tak akan didapatkan.
Belakangan
ini, kegagalan menjadi bagian normal yang terjadi dalam hidup dan penting dalam
sebuah perjalanan menuju sukses. Mereka yang mendidik sudah memikirkan tentang
cara membuat anak-anak lebih nyaman dalam menghadapi kegagalan. Sekolah-sekolah,
secara khusus, sudah menjadikannya bagian dari kurikulum. Sedang di dunia
psikologi, hal itu masih menjadi bahan studi.
Beranjak
dari hal ini, sukses tentu adalah lawan kata yag tepat dari kegagalan. Sukses
sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu succedere,
artinya yang mengikuti. Mengikuti apa? Ya, kegagalan. Yang satu tidak aka
nada tanpa yang lain.
Pakar oseanografi, Robert Ballard, seorang veteran yang sudah menjalani 130 ekspedisi bawah laut dan menemukan Titanic, menyebut hubungan ini sebagai yin yang kesuksesan dan kegagalan. Dengan gagal, kita belajar untuk mengulangi usaha mencapai tujuan dengan cara yang berbeda di lain waktu.
Pakar oseanografi, Robert Ballard, seorang veteran yang sudah menjalani 130 ekspedisi bawah laut dan menemukan Titanic, menyebut hubungan ini sebagai yin yang kesuksesan dan kegagalan. Dengan gagal, kita belajar untuk mengulangi usaha mencapai tujuan dengan cara yang berbeda di lain waktu.
Mungkin
sama seperti kisah perjalanan Abraham
Lincoln sebelum mencapai puncak kesuksesan sebagai Presiden Amerika Serikat
pada tahun 1860. Di catatan kehidupannya tertulis bahwa hampir sepanjang
hidupnya dilewati dengan rangkaian kegagalan, mulai dari keluarga yang miskin,
gagal dalam bisnis, kehilangan pekerjaan, gagal sebagai anggota Dewan
Legislatif, anggota Kongres dan anggota Senat. Sejarah mencatat bahwa kegagalan
itu adalah anak-anak tangga kecil menuju kesuksesan.
Merunut
tentang kegagalan, segudang kegagalan pernah dialami orang-orang ternama dunia.
Mereka adalah para penjelajah yang tangguh dan berani ketika berhadapan dengan
alam. Meski gagal, namun dunia mencatat bahwa mereka menjadi sosok yang telah
membuka jalan dan pintu bagi penjelajah lain setelah mereka untuk menyusuri
belahan dunia yang luas dan penuh misteri ini, diantaranya:
Pete Athans
Dari tujuh
kali pendakian, pendaki puncak gunung tertinggi dunia ini mengaku telah belajar
dari empat kali kegagalannya mendaki.
Kesalahan cara mendaki sebelumnya telah mengajarkan Athans tentang sukses.
“Kegagalan memberi Anda kesempatan untuk memoles pendekatan Anda. Cara Anda
dalam menghadapi risiko akan semakin pintar,” ucapnya.
Ernest Shackleton
Ia
mengaku telah gagal saat ekspedisi trans-Antartika bersama timnya pada tahun
1914-1916. Timnya harus meninggalkan kapal yang terperangkap di es. Setelah
hampir dua tahun berjalan kaki, 28 orang itu berhasil tiba kembali di Inggris.
“Saya mengagumi tipisnya garis pemisah kesuksesan dari kegagalan,” tulisnya.
Christopher Colombus
Meski ia
gagal dalam penjelajahannya mengarungi Samudera Hindia pada tahun 1942, namun tidak
pernah ada yang menghujatnya.
Lewis dan Clark
Lewis dan
Clark melakukan pencarian rute air dari Sungai Missouri menuju
Pasifik yang sebenarnya tidak ada di tahun 1804-190. Namun, mereka berhasil
mendokumentasikan geografi, penduduk,
tanaman dan satwa di sepanjang Lousiana Purchase.
Pesawat Pengorbit Mars Climate
Pada
tahun 1998, NASA mengirim pesawat pengorbit ini untuk mempelajari iklim Mars.
Tetapi setelah perjalanan selama 287 hari, pesawat ini terbakar di atmosfer
planet merah. Masalahnya, NASA menggunakan sistem metrik; tim insinyur di
Lockheed Martin menggunakan sistem unit Inggris.
Namun
kegagalan tak selamanya menjadi jalan pembuka untuk kesempatan berikutnya.
Banyak pula di antara para penjelajah yang mengaku benar-benar gagal jika harus
‘tak pulang akibat kehilangan nyawa’. Kisah ini dialami oleh Robert Falcon
Scott saat menjelajahi Kutub Selatan pada tahun 1912 dan berakhir dengan
kematiannya beserta tim. Ada pula George Mallory yang hilang di perjalanan saat mencoba mencapai
puncak Gunung Tertinggi Everest pada tahun 1924. Nasib serupa pun menimpa Otto
Lilienthal, insinyur Jerman dan pionir penerbangan glider ini tewas dalam
kecelakaan udara.
Amelia
Earhart, pilot perempuan pertama yang lenyap pada 1937 disebut pula sebagai
kegagalan. Sementara misi Apollo 13 mencapai bulan terpaksa dihentikan setelah
tangki oksigen di modul servis (bawah) meledak. Untungnya, para astronot
berhasil selamat.
Namun
benarkah mereka yang tewas dalam penjelajahannya dianggap gagal? Tentu tidak.
Dunia malah mencatat mereka sebagai pahlawan, perintis dan tokoh pemberani.
Kisah mereka mampu menyentuh dan menggetarkan hati. Kisah-kisah penjelajahan
mereka itu telah menempel di benak kita untuk alasan yang sama dengan kegagalan
kita sendiri. Kita mengingat kegagalan sebab kita masih menganalisisnya, kata
Robert Ballard.
0 comments:
Post a Comment