“To
see the world, things dangerous to come to, to see behind walls, to draw
closer, to find each other and to feel. That is the purpose of life…” ~ The
Secret Life of Walter Mitty
Tak
mudah mempertahankan kadar cinta yang sama dalam waktu yang cukup lama. Ya,
begitu kira-kira yang kerap kita alami. Bukan hanya dalam perkara hubungan,
tetapi juga soal pekerjaan.
Pekerjaan
tanpa dasar cinta bukanlah panggilan. Tetapi pekerjaan yang awalnya dianggap
panggilan pun kadang kala bisa berubah jadi rutinitas yang membosankan.
Setidaknya sebagian dari kita mengalaminya bukan? Tetapi banyak yang terjebak
dan terperangkap dalam efek rutinitas itu, tanpa mau melakukan movement besar-besaran. Alasannya karena sudah nyaman.
Atau sudah terlanjur menikmati kebiasaan tanpa tantangan dalam bekerja. Kreativitas
sudah terlanjur terkubur dan malas untuk menggali dari dasarnya lagi. Kita punya
berjuta alasan untuk itu!
Life is about courange and going into
the unknown. To see the world!!
Ini
adalah salah satu kalimat yang saya dapat dari film sederhana buatan Ben
Stiller berjudul ‘The Secret Life of Walter Mitty (2013)'. Film lama yang baru bisa
saya tonton baru-baru ini.
Film
ini berkisah tentang seorang pekerja di sebuah majalah ternama yang ditempatkan
di departemen negatif asset . Bekerja
selama 16 tahun dengan tugas yang sama setiap harinya membuat Walter merasa
jemu. Anehnya, disela-sela rutinitas dia bahkan kerap membangun imajinasi liar,
laiknya seperti melakukan sebuah petualangan liar bak film-film aksi layar
lebar. Tak heran rutinitas membentur kepribadiannya.
Untuk
menjadikan seluruh angan-angan petualangan liarnya menjadi nyata, Walter berhadapan
dengan satu masalah besar yang melibatkan nasib pekerjaannya. Untuk memecahkan
persoalannya, sebagai pribadi yang bertanggung jawab akan pekerjaannya, Walter memberanian
diri mengambil langkah besar. Melakukan petualangan seorang diri. To find the quintessence of life.
Mengejar
Sean O’connell fotografi yang dengannya ia bekerja. Mengejar si dalang pemberi kejutan
ulang tahun Walter yang pada akhirnya jadi masalah besar. Fotografer yang
berkelana hingga ke ujung dunia. Hidup di alam bebas dengan liar. Sosok yang sangat
dikagumi Walter sepanjang hidupnya. Sosok yang membawanya melihat dunia yang ia
belum pernah temui. Jauh dari rutinitas kerja. Jauh dari bos menyebalkan yang
kerap menyepelekannya. Jauh dari ilusi yang kerap digambarkannya hanya lewat
imajinasi. Ini petualangan nyata!
Walter & Sean berdebat soal negatif film no 25 yang diselipkan Sean didompet hadiah untuk Walter yang sudah dibuang.. |
Berani
mempecundangi ragu. Berani menantang maut. Dan berani pergi ke suatu tempat
yang belum ia ketahui sebelumnya. Walter terbang memandang indahnya tanah
Greenland. Gagahnya pegunungan di Iceland. Hingga uniknya kehidupan di kaki
gunung Himalaya. Ya, ia berani keluar karena dirinya terbentur masalah di
pekerjaan yang selama ini running
smoothly. Tanpa gangguan dan hambatan. Sean, si dalang masalah mengundangnya mencicipi
sedikit dari kenikmatan yang dilakukan orang-orang di luar sana. Waktu yang
tepat bagi Walter menikmati hidup!
Sean mengajak Walter bersenang-senang dengan warga lokal Himalaya |
Masalah
seringnya membawa kita pada petualangan-petualangan baru yang belum pernah kita
alami. Masalah membuat kita lebih berani mengambil risiko. Dan masalah membawa kita
memandang keluar dari kenyamanan kita. Kita justru bersyukur betapa manisnya pelajaran
dibalik sebuah masalah.
Saat
kita mulai menyadari bahwa kita sedang berada dalam rutinitas, mintalah sedikit
masalah. Minta sedikit kekacauan. Masalah tak hanya akan timbul karena ulah
orang lain. Tapi masalah juga bisa terjadi karena kita salah menginterpretasikan
maksud orang lain.
Berprasangka
kalau pacar pasti punya selingkuhan ketika nggak
balas WA/BBM atau HP nggak aktif
seharian pun juga bisa jadi masalah besar. Ya, masalah kepercayaan! :D
Selamat
menikmati masalah teman! Enjoy your new
journey, your adventure of life!
0 comments:
Post a Comment