2015, A Walk To Be Repaired
sumber: www.oiselle.com |
Thank God. Terima kasih Tuhan. Adalah kata yang begitu mudah, dan tentunya wajib, diucapkan sebagian besar orang" religius dalam hidupnya. Mungkin itu adalah kamu yang sedang membaca tulisan ini! Mungkin orang terdekat kamu. Bisa jadi!!
Lalu bagian apa yang paling kamu syukuri di sepanjang tahun 2015 yang akan segera berakhir ini? Kamu mungkin akan dengan ligat menerawang (flashback) sejenak ke belakang waktu, mencoba mengingat-ingat dan menemukan bagian paling berkesan di tahun ini.
Sebelum menuliskan ini, aku sesungguhnya tidak terlalu ambisius mengakhiri tahun ini dengan "catatan" seperti ini. Namun, saat aku sedang gosok gigi dan memandang diri sendiri di cermin westafel, aku tertegun dengan ucapan hati yang mengingatkan tentang "catatan" dan "identitas". Apa gunanya jadi seorang penulis namun tak berkarya?
Sebelum menuliskan ini, aku sesungguhnya tidak terlalu ambisius mengakhiri tahun ini dengan "catatan" seperti ini. Namun, saat aku sedang gosok gigi dan memandang diri sendiri di cermin westafel, aku tertegun dengan ucapan hati yang mengingatkan tentang "catatan" dan "identitas". Apa gunanya jadi seorang penulis namun tak berkarya?
Ya. Suara hati seringnya mengungkapkan kalimat yang mampu membuat kita sadar akan kekeliruan. Suara hati seringnya menelanjangi kebodohan kita!
Ya ya ya..Saat menulis ini, aku membayangkan beragam jawaban dari ribuan orang yang melewati tahun 2015 ini. Akan banyak beragam pengalaman, ada suka dan duka, kegagalan dan kesuksesan, syukur dan penyesalan.
Mungkin Tuhan akan sangat berterima kasih apabila kita mau jujur mengakui tentang perasaan kita di akhir tahun ini. Apalagi jika mendapati kita hampir menggunakan waktu sepanjang 365 hari belakangan ini dengan efektif dan efisien. Akan ada kata "Bravo Bro!" atau "Good Job dude!" Atau Tuhan akan berkata "Ya, santai aja kaliii...". Terserah Dia sajalah ya!!
Atau mungkin ada diantara kalian yang mengalami perasaan tak menentu sepanjang tahun ini? Kondisi terbalik dari pengalaman awal tahun yang menyenangkan menjadi akhir tahun yang buruk. Jangan takut menurut ilmu psikologi, itu perasaan normal yang dialami mahluk seperti kita!
Kita mungkin jauh tertinggal dari teman, rekan, saudara sendiri. Tertinggal dalam karir, kerap gagal dalam urusan percintaan, gagal dalam tes pekerjaan, kuliah pascasarjana, tes PNS, bisnis bangkrut atau pernikahan hancur. Yang jomblo semakin menggalaui usianya, yang tua menyesali masa muda yang sia". Ada yang menyesali diri sendiri lantaran telah kehilangan waktu untuk membahagiakan dan memberi yang sepantasnya kepada orang-orang terkasih yang mendadak pergi untuk selamanya. Ada macam-macam persoalan bukan?
Tahun demi tahun, kita akan berhadapan dengan awal dan akhir. Dimana semua itu akan ditetapkan oleh proses yang terjadi dipertengahan. Ada yang memulai dengan semangat dan konsisten hingga akhir. Ada yang memulai dengan berkobar pada awalnya namun semakin meredup diperjalanannya. Ada yang berjalan mengikuti arus dan pada akhirnya bingung dengan tempat yang sedang ia pijak. Ada pula yang berjalan dengan beban dan ketakutan. Hasil masing-masing poin di atas bisa kita simpulkan sendiri!!
Menyia-nyiakan waktu mungkin akan menjadi penyesalan yang mendalam bagi sebagian orang. Tapi bagiku gagal menjalin hubungan baik dengan keluarga, teman, rekan kerja dan orang lain adalah penyesalan yang paling mendalam. Ada sesuatu yang salah didalam diri kalian yang orang lain tak ingin ungkapkan. Meski menyadarinya, namun diri sendiri tetap menyangkalinya, tetap membela diri dengan mengatakan bahwa ini bukn kesalahannya. Tak ada yang salah dengan dirinya. Pernah merasa begitu? Semoga tidak!!
Mereka yang mengalaminya perlahan mengalami sindrom insecure, sulit percaya, sulit membangun hubungan dengan orang lain. Akibatnya, ia menderita sendirian! Masalahnya semakin rumit.
Tak ada jalan keluar terbaik selain mengakui kekalahan, menyadari kesalahan dan mengoreksi diri. Penyesalan bukan soal seberapa banyak air mata yang dicucurkan untuk menebus masa lalu. Penyesalan berbicara soal memperbaiki kembali. Tahun 2015 bisa saja tahun yang sama sekali tidak menyenangkan, tahun yang menyebalkan, tahun yang biasa-biasa saja dan tahun yang penuh air mata kegagalan. Namun bukankah akhir tahun menjadi momen untuk menebus derita? Kita perlu menyadari bahwa hari esok masih tetap ada. Ada setitik harapan di sana bila kita mau mengubah diri menjadi lebih baik.
sumber: hdwallpapersrocks.com |
Welcome 2016. Help Everyone To Be Better Than Before!!